Bintang dilangit menjadi sembunyi karna dihadang oleh ratusan bahkan ribuan butir air ..
Dan dingin perlahan merasuk hingga ke tulangku ..
Tapi lihatlah .. Ada 2 bintang yang tetap bersinar diatas sana .. Membuatku melupakan rasa dingin yang merasuk ke tulang .. Selalu bisa membuatku menikmati indah nya langit pada malam hari.
Tiba-tiba ..
"Aku udah bilang sama ayah .. Kita gak bisa begini terus yah!! Ayah harus berubah yah! Ayah liat kita harus jaga Dira bareng-bareng yah!! Kalau ayah .."Ahh .. pasti ayah mabuk lagi .. Dan pasti kakakku, Kak Dimas sedang berusaha menasehati ayah. Tapi apa guna nya menasehati orang yang sedang setengah mabuk, paling hanya menghasilkan suara gaduh dan barang-barang yang hancur berantakan. Disaat seperti ini mungkin ada bintang yang sangat, sangat aku rindukan, yaitu bunda. Bundaku sudah lama tiada karna sakit AIDS yang di derita nya, sejak bunda pergi itulah ayah menjadi pemabuk. Dan Kak Dimas selalu menasehati ayah tanpa lelah, dan menjagaku sepenuh hati.
Tapi aku takut melihat pertengkaran seperti ini setiap malam, aku takut, aku sedih. Terkadang ada perasaan bersalah kepada keluarga ini, karna aku merasa akulah yang merepotkan. Tapi Kak Dimas dan ayah, selalu setia menjagaku, walaupun ayah masih menjadi seorang pemabuk.
Dan terdengarlah suara tangisan ayah ..
Kental sekali ku dengar suara Kak Dimas bergetar ..
"Yah, aku cuma mau kita hidup kaya dulu lagi yah .. Walaupun Dira sakit seperti bunda dulu, tapi dia keluarga kita yah, aku yakin dia ga mau ngeliat ayah nya begini!!"
Aku tau Kak Dimas pasti menahan air mata didepan ayah, dia selalu menjadi sosok penguat ayah ..
Tapi tidak denganku ..
Rasa takutku selalu membuatku menangis .. Aku takut ayah akan selalu seperti itu dan Kak Dimas akan menjadi lebih emosi, dan keluargaku hancur .. Aku takut ..
Kerinduanku pada bunda setiap malam makin menjadi setiap aku mendengar pertengkaran ini. Aku menutup mulutku yang mulai tak bisa menahan air mata, aku menangis sejadi-jadi nya, hingga merasakan sesak di dada dan sulit sekali rasa nya untuk bernafas.
"Bunda .. Aku takut kalau setiap malam Kak Dimas dan ayah selalu seperti ini .. Andai bunda ada disini .. Ketakutanku pasti akan hilang .. Aku kangen bunda"Tangisanku semakin menjadi ..
Merindukan orang yang sudah tiada dan memiliki kontak batin dengan orang itu sangatlah menyakitkan, rasa nya sesak .. Walaupun sebenar nya aku yakin bunda masih ada dirumah ini.
Dulu, ketika bunda masih ada, aku selalu menjadi anak yang ceria, selalu tertawa dan lupa akan penyakit yang kami alami. Kak Dimas selalu bersikap manis pada kami, dan ayah selalu bijaksana dan sangat mencintai bunda. Ayah selalu memberi apa yang bunda mau, ayah tidak pernah takut terinfeksi AIDS karna aku dan bunda. Begitu juga Kak Dimas, dia selalu menuruti kemauanku, dia selalu mengatakan "aku sayang Dira" setiap hari, setiap saat, setiap detik, bahkan sampai aku bosan, tapi aku tak pernah bosan. Sampai akhir nya bunda dirindukan oleh Allah, bunda pulang ketempat yang kekal. Aku jarang sekali merasakan kehangatan di keluarga ini. Bahkan Kak Dimas, terkadang harus ditagih dulu kata-kata sayang nya. Tapi sudahlah, kehidupan ini selalu berputar seperti roda dan mengalir seperti air. Aku harus tetap menjalani dan menerima apa yang sudah dituliskan oleh sutradara kekal.
Hahhh! Baiklah, aku akan tersenyum lagi ..
Karna aku yakin aku adalah wanita kecil yang kuat dan tangguh ..
Dan wanita yang kuat adalah wanita yang bisa melupakan kesedihan semalam ..
Aku memutar roda kursiku menuju kamar dan beristirahat, lalu terbang ke dimensi mimpi dan bertemu bunda ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar