Kamis, 06 Agustus 2015

Ingin Mengenalmu

Hari ini aku ingin mencoba melakukan pendekatan pada Bintang, walaupun nampak nya Bintang sama sekali tidak mengetahui kalau aku adalah tetangga nya. Hati ini berdebar tak karuan, memikirkan apa yang akan terjadi kalau jiwa temperamen nya meledak saat aku muncul di hadapan nya. Tapi di sisi lain aku senang bisa memberanikan diri untuk mendekati seorang laki-laki yang sebenar nya aku kagumi.

Tapi .. Aku sadar aku hanya wanita kecil yang tak berdaya karna sakit yang aku alami. Sudah 7 tahun aku terpaku duduk di kursi roda tak bisa bebas bergerak kesana kemari seperti anak-anak remaja lain pada umum nya. Aku menderita pembengkakan sel di otak yang menyebabkan jantungku lemah dan membuatku selalu lemas tak berdaya untuk berjalan, ditambah lagi penyakit AIDS yang mengidap di tubuhku. Rasa nya lengkap sudah penderitaan dan keluhanku, tapi aku tidak pernah mengeluh bahkan sampai tidak melakukan apa-apa. Bagiku ini adalah suatu kelebihan yang harus bisa aku "jaga". "Jaga" yang aku maksud bukanlah menjaga penyakit ini untuk selalu berada di tubuhku, melainkan aku harus men-"jaga" penyakit ini dengan cara tetap menjalakan aktifitasku sehari-hari dan tetap mencetak prestasi. Aku selalu bersyukur, karna penyakitku ini bisa memberikan motivasi kepada teman-temanku yang sehat tapi suka mengeluh.

Aku memutar roda kursiku menuju tempat dimana Bintang sedang duduk seorang diri .. Setelah sampai di depan Bintang, aku menjulurkan tanganku, dengan maksud memperkenalkan diri.
"Hai .. Namaku Dira .. Tetangga kamu"
Bintang hanya mengangkat kepala nya tanpa membalas juluran tanganku ..
Dia melihatku dari ujung rambut, menuju tubuh mungilku, melewati roda kursiku, sampai keujung sepatuku. Aku mulai tidak percaya diri berada di hadapan nya, perlahan ku tarik juluran tanganku yang tak mendapat balasan.
"Lo cacat?" tanya Bintang dengan raut wajah seperti anak-anak.
Aku menarik nafas dalam-dalam, dan perlahan menyunggingkan senyum, lalu mengangguk. Berharap Bintang mengerti keadaanku dan tidak menindasku karna fisik. Tapi Bintang hanya balas mengangguk, lalu membuang pandangan nya lagi kearah anak-anak yang sedang bermain bola di lapangan.
"Kamu sendirian? gak ikutan maen di lapangan?"
 Aku memberanikan diri, mencoba mencairkan suasana wajah Bintang yang terlihat sangat dingin.
"Lah? lu ngapain disini? emang lu ga ada temen yang laen? Biasa kan cewe demen nya ngumpul sama cewe-cewe ribet dikantin!" jawab Bintang ketus.
"Aku suka jalan-jalan sendirian di koridor sekolah, lebih tenang, aku ga terlalu suka keramaian"
"Kalo gak mau rame, jangan deketin gue, berada sama gue bakal selalu rame! tau!"
Bintang pergi meninggalkan ku sendirian dengan raut wajah yang masi dingin, sangat dingin. Tapi tak apa setidak nya aku sudah bisa mencoba dekat dengan dia dan bisa memandang wajah nya. Dan aku senang ..

"Dira!! Kita duluan yaaa ... Kamu hati-hati yaa sayang"
Bila dan Ros selalu menjadi orang yang paling respect denganku dikelas, mereka sering membantuku mendorong kursi roda walaupun hanya sampai koridor sekolah dan kami berpisah. Aku selalu tersenyum jika sudah bersama mereka.

Aku lanjutkan memutar roda kursiku sendiri melewati koridor sekolah, kelas perkelas aku lewati .. Sampai akhir nya pandangku jatuh pada 1 kelas diantara kelas-kelas yang aku lewati.
Ada Bintang ..
Sedang apa dia? Sendirian didalam kelas, menundukkan kepala nya diatas meja.
"Bintang .." aku memberanikan diri memanggil nya.
Bintang hanya mengangkat kepala nya dan memperlihatkan muka dingin nya .. Sangat dingin .. Seperti manusia yang tidak punya hati yang tidak bisa merasakan apa-apa.
"Ngapain lu kesini? Demen banget si ganggu gue? Lu tuh cacat jangan suka ngerepotin diri lu sendiri deh!" bentak Bintang.
 "Aku pikir kita ini tetangga dan kita bisa pulang bareng" jawabku dalam tunduk.
"Gue pulang sendiri! Gak usah ngikutin gue! Gak usah sok akrab sama gue, cuma gara-gara kita tetanggaan!!"
Aku tertunduk karna takut ..
Akupun memutar roda kursiku, melanjutkan perjalanan menuju gerbang dan menuju rumah. Mungkin ada waktu yang tepat untuk aku bisa pendekatan dengan Bintang dan mengetahui apa yang membuat Bintang menjadi anak yang sangat dingin dan temperamen seperti itu. Sejujur nya aku takut melihat bentakan Bintang padaku tadi, tapi wajah nya yang tampan membuat ku terenyuh dan melupakan ketakutanku.
"Bintang .. Aku ingin mengenalmu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar