Tapi ketika mendengar gadis itu harus melewati masa kritis dalam koma nya dirumah sakit, Bintang merasa ada yang hilang ..
2 hari selama Dira tidak sekolah, Bintang berjalan sendirian menuju sekolah .. Dan setiap keluar rumah, Bintang selalu menyempatkan diri untuk hanya sekedar menoleh kearah rumah Dira yang terlihat kosong tak ada kehidupan.
Bintang tau, pasti ayah dan kakak Dira tidak berada dirumah sedangkan keluarga mereka harus memperjuangkan hidup dan mati nya dirumah sakit.
"Bagaimana keadaan Dira? Aku rindu .."Bintang merenung dalam hati, saat istirahat sekolah.
Bintang sempat menengok Dira dihari pertama Dira menginap dirumah sakit ..
Dia mendapat kabar dari kedua sahabat Dira yang sebenar nya juga memanfaatkan kesempatan agar bisa mengobrol dan bertatap muka dengan Bintang.
Tapi Bintang tak mempedulikan pandangan kedua sahabat Dira yang kental sekali menunjukkan "Lo ganteng banget".
Yang dia pedulikan dan dia pikirkan hanya, Dira.
Bintang kalang kabut setelah mendapat kabar itu .. Sampai akhir nya dia memutuskan untuk pergi menjenguk Dira ..
Saat pulang sekolah masih dalam balutan seragam putih abu-abu nya Bintang pergi ke toko buah di dekat rumah dan membeli buket bunga kecil untuk Dira, berharap Dira mengerti apa yang dia rasakan. Bintang hanya ingin Dira kembali sehat dan Bintang bisa menatap wajah nya ..
Bintang terus memacu sepeda motor nya menuju rumah sakit dimana Dira dirawat ..
"Pasien yang nama nya Dira dimana yaa sus?"tanya Bintang dengan wajah khas nya yang dingin, pada resepsionis rumah sakit.
"Di ICU mas" jawab si resepsionis.Bintang terbelalak mendengar kata "ICU", separah apa keadaan Dira sampai harus dijenguk diruangan semacam itu??
"Dari sini mas naik aja kelantai 3, abis itu keluar lift belok kiri yaa mas"Kata-kata itu memecah lamunan Bintang.
Dengan langkah gontai Bintang melangkahkan kaki nya yang terasa susah untuk digerakkan.
Dia berjalan menuju lift rumah sakit dengan pandangan menerawang, seperti mayat yang berjalan.
Tombol hijau bertuliskan "3" menyala disertai bunyi yang menyadarkan Bintang dari kegontaian hati nya. Masih dengan ragu dia langkahkan kaki menuju ruangan yang disebutkan tadi ..
Ruangan yang membuat Bintang merasakan sakit yang amat sangat dan kembali memikirkan sesuatu.
Wangi obat-obatan khas rumah sakit semakin tercium kental ketika Bintang sudah berdiri didepan pintu bertuliskan "ICU".
Butuh jiwa yang kuat bagi Bintang untuk masuk keruangan ini ..
Bintang menyentuh ganggang pintu ruang ICU untuk membuka nya .. Dan dia melihat ada 2 orang laki-laki yang duduk terdiam diruang tunggu ICU, dan tatapan mereka menuju kearah Bintang.
"Sore om .. Saya Bintang temen nya Dira" Bintang mengulurkan tangan nya.Yang hanya dibalas dengan senyuman oleh ayah Dira yang terlihat sangat tertekan, karna wajah nya sangat kusam. Bintang pun menarik kembali tangan nya .. Dan melempar senyum pada Kak Dimas.
"Gue Dimas, kakak nya Dira .. Makasih lo udah mau care sama adek gue dengan dateng kesini" Kak Dimas menyentuh pundak Bintang. Bintang hanya tersenyum pahit ..
"Kenapa Dira bisa sampe masuk diruangan ini Bang?" tanya Bintang.
"Sistem kekebalan tubuh dia melemah karna AIDS nya .. Cairan di otak nya juga ga bisa diajak kompromi" jawab Kak Dimas singkat.
"Lo, mau masuk?" tawar Kak Dimas. Bintang hanya mengangguk.Kak Dimas mengambil baju tipis berwarna hijau sebelum masuk keruang perawatan ICU, dan memberikan nya pada Bintang ..
Pintu ruang perawatan ICU dibuka oleh Kak Dimas .. Bintang mengikuti di belakang nya ..
Bintang benar-benar ciut kalau sudah berada di ruangan ini ..
Tanpa disadari air mata Bintang meleleh saat dia melihat gadis kesayangan nya terbaring dan tenggelam dalam sunyi nya ruangan itu, hanya terdengar suara monitor jantung yang terhubung ke tubuh nya.
Bintang meletakkan buket dan buah bawaan nya di samping ranjang Dira ..
Dan tangan Bintang mulai menyentuh lembut pipi Dira .. Tak peduli Kak Dimas melihat nya, Bintang terus menggenggam tangan Dira, mengelus wajah nya, dan menangis disamping Dira.
"Kenapa lo begini Dir? Ayoo bangun .. Temenin gue berangkat sekolah .."tangis Bintang semakin menjadi ..
"Kenapa lo menyentuh kelemahan guee?"Tak ada jawaban .. Hanya tangis Bintang dan suara monitor jantung yang terdengar ..
"Lo sayang sama adek gue?" tanya Kak Dimas dengan yakin.Membuat Bintang melihat wajah Kak Dimas yang sedang memperhatikan tangan Bintang diatas kepala Dira ..
Dan Bintang kembali diam sambil memperhatikan wajah Dira .. Sampai akhir nya Bintang mengangguk ..
"Dira punya cowok-cowok yang care di hidup nya" Kak Dimas tersenyum.
"Kita berdoa sama-sama biar dia sembuh .. Dan gue minta tolong sayangi dia dengan tulus, gue ga mau adek gue ga bahagia dalam sakit nya"Kata-kata Kak Dimas menguatkan hati Bintang untuk ..
Menjaga Dira setiap hari ..
Dan menguatkan juga bahwa Dira adalah cahaya yang menyinari seorang Bintang.
"Gue sayang sama lo Dir"Bintang mencium tangan Dira dan Kak Dimas tersenyum pahit ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar