Cahaya yang kunanti mulai terasa ..
Bintang diatas sana kembali bersinar ..
Aku selalu bahagia melihat sinar nya ..
Dan bintang dihatiku juga perlahan mulai menunjukkan sinar nya ..
Malam ini aku kembali duduk disini sendirian, di balkon kamarku ..
Aku selalu suka memandang bintang dilangit dari balkon kamarku ..
Sebenar nya hari ini aku merasa tidak enak badan, entah karna apa. Tapi bintang dilangit bisa menghilangkan segala gundah yang ada.
Sedangkan bintang di hatiku, selalu memberikanku ketenangan jiwa dan kesenangan batin. Mungkin aku sudah bisa merasakan nyaman jika diriku sedang bersama nya ..
Aku dan Bintang menjadi teman yang cukup dekat saat ini, bahkan semakin dekat ..
Pergi atau pulang sekolah dia selalu menghampiriku dan mengajakku berjalan bersama.
Tanpa terasa, senyum ini timbul di bibirku ..
Aku membayangkan wajah Bintang yang sekarang sering sekali aku lihat, bahkan senyum itu kental kurasa keluar dari dalam jiwa nya.
Dan Bintang kini selalu ada dalam benakku, tak pernah lepas ..
Tapi aku belum berani merumuskan, bahwa ini adalah sesuatu yang datang mengendap-edap tanpa kita sadari .. Singkat saja, cinta.
Ahh, tapi tak ada salah nya aku menjaga semua nya agar dapat tumbuh cahaya yang semakin benderang pada jiwa Bintang ..
Aku masih sibuk pada pandangan yang menuju bintang dilangit ..
Dan pikiran yang masi melayang pada Bintang di hatiku ..
Sampai tiba-tiba ..
"AYAHHHHH!!!!! Sampai kapan YAHHH!!! Ayah selalu bisa mengambil hati aku dan Dira, tapi di belakang kita ayah masih aja .."Astagfirullahaladzim .. Kental kudengar suara itu .. Dan aku tau apa penyebab nya .. Pasti ayah mabuk lagi.
Aku merasakan takut, dan selalu merasa takut jika mendengar suatu pertengkaran. Bahkan walaupun itu bukan pertengkaran yang ada dalam keluargaku.
Suara Kak Dimas masih sangat kental kurasa memarahi ayah, aku semakin sesak ..
Dan tubuhku melemas .. Aku merasakan jiwaku terhempas dalam lautan setelah aku berusaha terbang menuju bintang dilangit ..
Pandanganku mulai buram, kepalaku mulai pusing ..
"Kaaaak, Dim .. Dim .. Dimasssss" sakit itu membuatku terbata-bata.Tanganku memegang dada kiriku yang kini membuatku sangat, sangat sesak. Pandangaku mulai gelap, pusing di kepalaku semakin menjadi .. Tapi samar kudengar ada suara kaki yang berlari di tangga rumahku. Sampai akhir nya ada yang menghampiriku ..
"Diraa .. Kamu kenapa nakk? Bangun Diraaa! Maafin ayah nakk! Bangun nak"Aku masih mendengar suara itu dalam gelap nya mata ini, dan aku mendengar isakan tangis seorang laki-laki di belakang nya ..
Tanpa sadar aku berteriak dan tanganku menyentuh kepalaku sendiri .. Sakit ini benar-benar menusuk hingga ulu hatiku merasakan sakit nya ..
Sampai akhir nya, aku tak mendengar apa-apa lagi ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar