Kamis, 13 Agustus 2015

Aku Mau Bintang

Aku membuka mataku perlahan ..
Kulihat sekelilingku dipenuhi tembok berwarna biru, warna yang sangat menentramkan ..
Kuangkat tanganku .. Dan kulihat jarum menancap disana ..
Ahh rumah sakit lagi, penyakit ini pasti yang membawaku jadi seperti ini ..
Kulihat disisi kiri ada ayah yang sedang lelap tertidur di sofa dan ada Kak Dimas yang tertidur dalam duduk nya dengan kepala diatas kasur putih halus ini ..
Dan disisi kanan kasur rumah sakit ini ada meja yang dipenuhi bunga serta buah.
Siapa yang menyiapkan barang sebanyak itu, pikirku.
Sudah berapa lama aku disini?
Untuk apa Kak Dimas dan ayah membeli bunga?
Kenapa mereka berlebihan sekali?
Tapi sudahlah ..

Aku mengangkat kepalaku ..
Butuh tenaga yang kuat untuk menahan rasa sakit nya ..
Sakit nya membuat pandanganku kembali buram, dan akhir nya aku mengurungkan niat untuk menggerakkan kepalaku.

Tiba-tiba ganggang pintu kamar bergerak, lalu pintu terbuka, dan terlihatlah sepasang orang yang mengenakan baju putih bersih ..
Yang perempuan mengecek cairan infusku yang tergantung ..
Sedangkan yang laki-laki, aku mengenal nya ..
Dokter Gilang nama nya ..
Dan dia menanyakan keadaanku dalam ramah diri nya.
"Alhamdulillah kamu sudah sadar Dira, dan kamu bisa melewati masa kritis"
Dokter itu menjelaskan dengan senyum yang amat lembut. Tapi aku pikir, aku hanya kambuh seperti biasa .. Kenapa dokter bilang aku bisa melewati masa kritis?
"Memang nya Dira kenapa dok?" tanyaku heran.
Tiba-tiba Kak Dimas terbangun ..
"Kamu udah sadar Dir? Alhamdulillah" Kak Dimas menyentuh lembut pipiku.
Aku hanya tersenyum .. Dan pandangan introgasiku masih ku kembalikan ke Dokter Gilang. Aku masih penasaran apa yang terjadi dengan diriku ..
Seakan Dokter Gilang paham, dia berkata ..
"Kamu koma selama 2 hari, tapi sudahlah lebik baik kamu harus banyak istirahat dan berhenti memikirkan apa yang seharus nya tidak kamu pikirkan" jawab nya memberi saran.
Tatapanku kosong mendengar jawaban nya ..
Aku koma 2 hari?
Kemana Bintang? Apakah dia mencariku?
Apakah dia khawatir denganku?
Hatiku mulai bergejolak ..
Dan apakah Bintang merindukanku?

Setelah itu aku tersadar, banyak pandangan yang memandangku khawatir ..
Bahkan ternyata ayah sudah memberi sinar nya dikamar ini.
Akhir nya aku hanya mengangguk menanggapi nya ..
Dan pandanganku kembali kosong ..
"Obat nya jangan lupa diminum yaa Dira, makanan nya juga .. Harus makan yang teratur yaa .." suara itu tak membuatku mengisi pandanganku kembali.
Lalu samar ku dengar Dokter Gilang dan Kak Dimas berbicara dan dilanjutkan dengan suara pintu yang terbuka ..
"Diraaa? Maafin ayah yaa" suara ayah memecahkan pandanganku.
"Ayahh! Dimana Bintang?" aku mulai histeris.
Kak Dimas yang kaget langsung berusaha menenangkanku ..
"Kak .. Dimana Bintang?" rengekku pada Kak Dimas.
"Kamu tenang dulu sayang, jangan mikirin orang lain dulu, pikirin kesehatan kamu dulu Dira"
Kak Dimas dan ayah masih berusaha menenangkan ..
Sedangkan air mataku mulai tumpah, tak dapat kubendung lagi ..
Aku memegang kepalaku, meremas jilbabku, karna sakit itu menyerang lagi ..
"Akuu mau Bintangggg!!!!" kataku dalam tangis yang mulai menjadi.
Ayah memelukku erat dan Kak Dimas mengelus kepalaku lembut. Tangisku semakin menjadi dan sakit di kepalaku semakin tak bisa kompromi ..

Aku tau, aku belum merumuskan rasa ini adalah sesuatu yang mengendap di belakangku ..
Aku juga tak peduli Kak Dimas dan ayah mengerti perasaanku atau tidak ..
Tapi yang pasti aku merasakan ..
Kerinduan pada Bintang ..
Dan aku ingin dia ada disini ..
Disampingku ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar